
Menurut sejarahnya, Hajar Aswad adalah batu yang diberikan Malaikat Jibril kepada Nabi Ismail AS ketika diperintah mencari batu oleh ayahnya, Nabi Ibrahim AS yang hendak meninggikan Kabah. Kala itu, Hajar Aswad menyala-nyala karena saking putihnya. Cahayanya menyinari Barat dan Timur.
Tapi mengapa Hajar Aswad sekarang berwarna hitam? Ada beberapa versi mengenai hal ini. Hajar Aswad itu berubah warnanya menjadi hitam pekat karena diduga kuat akibat peristiwa kebakaran yang terjadi di zaman Quraisy dan di era Ibnu Zubair. Akibatnya Hajar Aswad mengalami keretakkan yang kemudian diikat oleh Ibnu Zubair dengan perak ketika ia merenovasinya.
Versi lainnya menyebutkan, berubahnya warna Hajar Aswad dari semula abyad (putih) menjadi aswad (hitam) karena dosa-dosa anak cucu Adam. Dalam kaitan ini ada sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa anak cucu Adam-lah yang menjadikannya hitam”. Mana yang benar? Wallaahua’lam.
Dalam kaitan versi kedua, Ibnu Zhahirah mengingatkan bahwa dosa-dosa anak manusia saja bisa menghitamkan batu, apalagi pengaruhnya terhadap hati manusia. Ini jelas sebagai peringatan kepada anak cucu Adam agar hanya kepada Allah SWT sajalah kita bertumpu.
Hajar Aswad yang sekarang adalah 8 bongkahan kecil akibat pecahnya batu yang semula besar. Kedelapan bongkahan itu masih tersusun rapi pada tempatnya seperti sekarang. Pecahnya batu itu terjadi pada zaman Qaramithah, yaitu sekte dari Syi’ah Al-Bathiniyyah dari pengikut Abu Thahir Al-Qaramathi yang mencabut Hajar Aswad dan membawanya ke Ihsa’ pada tahun 319 Hijriyah. Tetapi batu itu dikembalikan lagi pada tahun 339 Hijriah.
Gugusan yang terbesar berukuran sebuah kurma yang tertanam di batu besar lain dan dikelilingi oleh ikatan perak inilah yang senantiasa dirindui setiap muslim untuk dapat menciumnya. Batu yang terletak dalam lingkaran perak itulah yang diusahakan jamaah haji untuk dapat menciumnya, bukan batu yang berada di sekitarnya.
Dalam perkembangannya, Hajar Aswad pernah mengalami renovasi pada zaman Raja Fahd, tepatnya pada bulan Rabiul Awal 1422 Hijriyah. Kini, setiap tahun menjelang musim haji, Hajar Aswad senantiasa dibersihkan berbarengan dengan pencucian Kabah. Pada saat inilah, biasanya Pemerintah Arab Saudi memberi kesempatan kepada tamu-tamu kerajaan untuk menyaksikan pencucian Kabah sekaligus mencium Hajar Aswad. TC Nar
by:rizka